Friday 26 August 2011

Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar dan Koreksi Terhadapnya

Diantara kita mungkin pernah mendengar tanda-tanda malam lailatul qadar yang telah tersebar di masyarakat luas. Sebagian kaum muslimin awam memiliki beragam khurofat dan keyakinan bathil seputar tanda-tanda lailatul qadar, diantaranya: pohon sujud, bangunan-bangunan tidur, air tawar berubah asin, anjing-anjing tidak menggonggong, dan beberapa tanda yang jelas bathil dan rusak. Maka dalam masalah ini keyakinan tersebut tidak boleh diyakini kecuali berdasarkan atas dalil, sedangkan tanda-tanda di atas sudah jelas kebathilannya karena tidak adanya dalil baik dari al-Quran ataupun hadist yang mendukungnya. Lalu bagaimanakah tanda-tanda yang benar berkenaan dengan malam yang mulia ini ?
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tandanya, yaitu:

1. Udara dan suasana pagi yang tenang
Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)

2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim)

3. Terkadang terbawa dalam mimpi
Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum

4. Bulan nampak separuh bulatan
Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata,
“Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)


5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)

Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
“Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)


6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.

P/s:
dikatakan dalam surat al-qodar bahwa al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qodar maksudnya adalah turunnya al-qur’an secara lengkap dari lauhil mahfudz ke baitul izzah di langit dunia. sedangkan turunnya al-Qur’an pada nabi muhammad terjadi pada tgl 17 ramadhan secara bertahap selama 23 tahun.

Apakah malam lailatul qadar datangnya bersamaan mengingat di bumi belahan lain kemungkinan adalah siang hari?

maramis: Walaupun tidak bersamaan, malam lailatul qadar itu akan tetap ada, yang terhitung di daerah masing-masing yang mengalami malam, terutama malam-malam yang mengindikasikan terjadinya, seperti malam sepuluh terakhir dan di malam ganjilnya. wallahua’lam

Mengikut pendapat Ibn Abbas r.a malam lailatul qadar itu jatuh pada malam 27 ramadhan. Ibn abaas adalah seorang yang paling alim di kalangan sahabat dalam mentafsirkan al quran kerana beliau semasa kecil telah di doakan oleh Rasulullah s.a.w. agar mendapat petunjuk dalam mentafsirkan al quran. Jadi di sebabkan malam yang tidak menentu di sesebuah negeri adalah elok di jangkakan malam 26, 27 dan 28.

Dalam qura’an kata lailatul qadri disebut 3 kali
di dalam surah al qadr.kata lailatul qadri itu sendiri terdiri dari 9 huruf (lam,ya,lam,ta,alif lam,qof,dal,ro) bila jumlah huruf tersebut dikalikan 3 maka hasilnya
adalah 27 (malam ke27).Dimana pada ramadhan terakhir sebelum nabi wafat dimalam tersebut Jibril meminta nabi untuk melafazkan/mengucapakan semua ayat yang telah turun kepada nabi kemudian jibril memerintahkan nabi untuk meletakkan ayat ini disurah ini ayat itu disurah itu dan seterusnya hingga tersusun urutan surah yang ada didalam kitab suci alqur’an yang ada sekarang ini.Dimalam 29 Jibril kembali datang kepada nabi untuk menguji nabi untuk membacakan urutan surah yang telah disusun pada malam 27 tersebut dana nabipun membacakannya dari surah alfatihah sampai annas tanpa tertinggal satu hurufpun.

Banyak umat muslim yang akhirnya tersesat akibat informasi atau penerangan yang melenceng dari keterangan yang HAQ seperti yang sedang dibicarakan umat muslim tentang lailatul qadar diantaranya menafsirkan malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan sehingga umat muslim berbondong bonding meningkatkan ritual ibadahnya pada bulan ramadhan dengan asumsi mereka bahwa beribadah di bulan ramadhan itu lebih baik dengan pahala berlipat lipat disbanding dengan bulan bulan lainnya padahal kalau kita ketahui bahwa bulan bulan lainnya sama baiknya untuk beribadah keistimewaan ibadah hanya terjadi pada orang yang beribadahnya mukhlis ( ikhlas ) sedang nagi mereka yang beribadahnya mengharapkan pahala itu akan mubah kerena hukum ikhlas artinya tidak mengharapkan apa apa ( sepi ing pamrih rameing gawe ) kalau kita perhatikan ada kalimat yang menerangkan “malam lailatul qadar “dianggap lebih baik dari seribu bulan bukan dalam artian bulan itu lebih baik dari bulan lainnya yang dimaksud dengan keterangan itu adalah dimana pada saat AlQur’an belum di wahyukan atau diturunkan jaman pada saat itu disebut jaman kegelapan dari aturan Allah yang terjadi hukum rimba dengan kebiadabannya dan setelah AlQur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad maka terciptalah tatanan kehidupan kehidupan yang sempurna dalam kehidupan manusia di muka bumi ini oleh karena itu kehidupan setelah AlQur’an diwahyuka kepada Nabi Muhammad lebih baik dari seribu bulan ( -+ 80 tahun ) dari kehidupan sebelum AlQur’an diwahyukan jelasnya beribadanya orang orang setelah diturunkannya AlQur’an itu jauh lebih baik dari orang orang yang beribadahnya seribu bulan ( -+ 80 tahun ) sebelum Al;Qur’an diwahyukan jadi sudah jelas bahwa beribadah itu disetiap bulan itu adalah baik .


Wallahua’lam

No comments:

Post a Comment