Saturday, 2 July 2011

Apekejadah itu DEJA VU?

Anda rasa mcm pernah pergi ke tempat itu, Anda rasa seperti pernah lalui tempat itu.. (ANDA RASA PERNAH MENGALAMINYA).. Tetapi sebenarnya anda langsung tak pernah laluinya! Itulah yg di namakan DEJA VU.. perkataan ini di ambil drpd bahasa Perancis..

Hampir semua dari kita pernah mengalami apa yang dinamakan deja ...vu:

iaitu sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahawa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami sebelumnya. Peristiwa ini biasanya merupakan sebuah tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang sedang dilakukan, atau sebuah acara TV yang sedang ditonton. Lebih aneh lagi, kita juga seringkali tidak mampu untuk dapat mengingat bila dan bagaimana pengalaman sebelumnya itu terjadi secara terperinci. Yang kita tahu hanyalah adanya perasaan sensasi yang membuatkan kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.

Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafizik yang cuba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya ialah teori yang mengatakan bahawa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan sebelumnya(reincarnation) di masa lampau.

Pada awalnya, beberapa ilmuan beranggapan bahawa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan ditakrifkan) terlebih dahulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan biasa(familiar) pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dibuktikan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahawa orang butapun biasa akan mengalami deja vu melalui indera hidu, dengar, dan sentuhannya.

Selain itu, sebelum ini Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemui pula penderita deja vu kronik: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara terperinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV kerana merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi berjumpa doktor untuk merawat ‘penyakit’nya kerana mereka merasa sudah pergi ke doktor dan dapat menceritakan hal-hal tersebut selama kunjungannya!

Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bahagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bahagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk disuaikan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang sesuai, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.

Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam menyuaikan persamaan dan perbezaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membezakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rosaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita susah untuk menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

ref:http://popsy.wordpress.com/2007/08/01/mengapa-kita-mengalami-deja-vu/

kesimpulannya Deja-vu ini berlaku bila kita merasakan sesuatu itu tidak asing lagi bagi diri kita tapi sebenarnya belum berlaku.

No comments:

Post a Comment